BERAWAL DARI KELUARGA
Sesuatu hal yang tak bisa dirubah hanyalah keluarga
Yang mampu memberikan dorongan
Dan semangat guna kebahagiaan
Ketenangan dalam keluarga itu sendiri.
By Candra.
Mengapa berawal dari keluarga ?
Keluarga merupakan kumpulan yang mana dulunya hanyalah ada 2 orang yakni suami, istri yang menjalin ikatan batin yang suci dan cinta yang kekal.
Berawal dari ikatan nan suci jadilah keluarga yang melahirkan dua atau tiga orang insan yang terjadi didalamnya. Adapun didalam ayat al-quran yang telah menerangkan alhasil tentang keluarga bahwa didalam keluarga itulah kalian akan menjadi seorang yang sukses.
Sukses dalam arti mampu, mampu mengatasi apa yang ia lakuni selama ini semasih dalam perkembangan keluarga.
Nah . . . inilah yang menjadi salah satu arti kandungan dalam al-quran yang menjelaskan tentang keluarga. Sosialisasi dan komunikasi dalam keluarga sangatlah dibutuhkan dan diimbangi dengan akhlah yang didasari iman. Sosialisasi memecahkan masalah dalam keluarga yang sedang diselimuti suatu masalah.
Komunikasi pula lah yang menjadikan keluarga tersebut mengetahui dan menyadari satu sama lain.
Apabila ditengah-tengah mobilitas sosial kehidupan yang tinggi seperti saat ini, seharusnya keluarga hadir sebagai tempat terapi sosial sehingga keluarga dapat berfungsi sebagai raksasa peredam kejutan yakni sebagai tempat berteduh setiap individu (anggota keluarga) yang telah tercabik-cabik dala menghadapi pertarungan blobal.
Institusi keluarga benar-benar bermanfaat bagi atau secara ideal, jikalau bangunan keluarga tersebut terpondasikan konsep religiusitas yang menempatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak dalam kerangka toleransi patembayan (gotong royong), yaitu kerangka kesepakatan untuk saling melengkapi dan saling dipentingkan. Dalam hal ini orang tua tidak harus selalu menjadi yang paling penting dari anak, suami dari istri dan seterusnya.
Berawal dari ikatan nan suci jadilah keluarga yang melahirkan dua atau tiga orang insan yang terjadi didalamnya. Adapun didalam ayat al-quran yang telah menerangkan alhasil tentang keluarga bahwa didalam keluarga itulah kalian akan menjadi seorang yang sukses.
Sukses dalam arti mampu, mampu mengatasi apa yang ia lakuni selama ini semasih dalam perkembangan keluarga.
Nah . . . inilah yang menjadi salah satu arti kandungan dalam al-quran yang menjelaskan tentang keluarga. Sosialisasi dan komunikasi dalam keluarga sangatlah dibutuhkan dan diimbangi dengan akhlah yang didasari iman. Sosialisasi memecahkan masalah dalam keluarga yang sedang diselimuti suatu masalah.
Komunikasi pula lah yang menjadikan keluarga tersebut mengetahui dan menyadari satu sama lain.
Apabila ditengah-tengah mobilitas sosial kehidupan yang tinggi seperti saat ini, seharusnya keluarga hadir sebagai tempat terapi sosial sehingga keluarga dapat berfungsi sebagai raksasa peredam kejutan yakni sebagai tempat berteduh setiap individu (anggota keluarga) yang telah tercabik-cabik dala menghadapi pertarungan blobal.
Institusi keluarga benar-benar bermanfaat bagi atau secara ideal, jikalau bangunan keluarga tersebut terpondasikan konsep religiusitas yang menempatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak dalam kerangka toleransi patembayan (gotong royong), yaitu kerangka kesepakatan untuk saling melengkapi dan saling dipentingkan. Dalam hal ini orang tua tidak harus selalu menjadi yang paling penting dari anak, suami dari istri dan seterusnya.
Mengapa hakekat dan tentang kehidupan modern dalam keluarga …!
Dalam kehidupan masyarakat modern, keluarga tidak lebih dari tempat berteduhnya kelompok manusia yang tidak saling mengenal dan yang diketahui hanyalah kepentingan diri sendiri hubungan antara ayah, ibu dan anak tidak lagi berupa hubungan yang sinergis. Disisi lain pernikahan tidak lebih dari sekedar
“sebagai lembaga formal prostitusi, berfungsi sebagai tempat pelampiasan nafsu seksual”
Oleh karena itu, dalam keluarga modern saat ini dominan berlaku hubungan kausalitas yang seringkali di istilahkan toleransi organik.
Mengapa fenomena keretakan keluarga dan desaklarisasi pernikahan begitu menghias perjalanan kehidupan manusia sekarang ini? Tidak lain hanyalah atau karena dalam kehidupan modern ini sedang terjangkit pahan kenisbian dimana hampir setiap entitas keluarga.
Mawaddah dan Rahmah dalam Perkawinan yang Selalu Diinginkan !!
Sebagaimana kita ketahui bahwa nikah itu adalah salah satu sunah Rasullah saw. Kepada umatnya, beliau selalu menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk itu. Anjuran Rasulullah itu mengandung faedah yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Sebab bagaimana kita ketahui bahwa tujuan perkawinan itu antara lain adalah mencari ketenangan hidup bersama suami istri dalam rumah tangga.
Terwujudnya rumah tangga itu karena adanya perkawinan yang dilakukan oleh calon suami dan calon istri dimana keduanya ingin hidup bersama dalam satu atap dan satu cita-cita dengan memegang peranan dan tanggung jawab menurut posisi dan fitrahnya masing-masing. Kebahagiaan hidup suatu perkawinan menjadi tanggung jawab suami dan istri. Jika keduanya bias saling memegang peranan dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisi dan fitrahnya, niscaya rumah tangga itu akan bahagia.
Sebagai suami yang ingin memperoleh mawadah dan rahmah dari istrinya, maka dia harus memahami dan menyadari akan tugasnya sebagai seorang suami. Suami berkewajiban mempergauli istrinya dengan baik. Artinya dia harus bisa menciptakan suasana akrab dan harmonis, yang tumbuh dari hati nuraninya.
Suami juga berkewajiban memberi nafkah lahir dan batin kepada istrinya lahir dan batin kepada istrinya kepada ahli keluarganya yang menjadi tanggung jawab memberi belanja setiap hari kepada istrinya menurut kemampuannya. Jangan sampai terjadi seorang suami memberi nafkah sangat minim jauh dari kebutuhannya.
Sementara itu bagi istri yang ingin mawaddah dan rahmah dari suaminya harus menyadari peranan dan fungsinya sebagai seorang istri. Istri adalah pendamping suami dalam rumah tangga, yang harus taat kepada suami dan harus bisa menggembirakan suami demikian pula sebaliknya, dan bisa menjaga diri dan kehormatannya dan menjaga harta suaminya. Istri seperti inilah yang bisa diajak untuk membangun rumah tangga bahagia.
Dalam kehidupan masyarakat modern, keluarga tidak lebih dari tempat berteduhnya kelompok manusia yang tidak saling mengenal dan yang diketahui hanyalah kepentingan diri sendiri hubungan antara ayah, ibu dan anak tidak lagi berupa hubungan yang sinergis. Disisi lain pernikahan tidak lebih dari sekedar
“sebagai lembaga formal prostitusi, berfungsi sebagai tempat pelampiasan nafsu seksual”
Oleh karena itu, dalam keluarga modern saat ini dominan berlaku hubungan kausalitas yang seringkali di istilahkan toleransi organik.
Mengapa fenomena keretakan keluarga dan desaklarisasi pernikahan begitu menghias perjalanan kehidupan manusia sekarang ini? Tidak lain hanyalah atau karena dalam kehidupan modern ini sedang terjangkit pahan kenisbian dimana hampir setiap entitas keluarga.
Mawaddah dan Rahmah dalam Perkawinan yang Selalu Diinginkan !!
Sebagaimana kita ketahui bahwa nikah itu adalah salah satu sunah Rasullah saw. Kepada umatnya, beliau selalu menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk itu. Anjuran Rasulullah itu mengandung faedah yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Sebab bagaimana kita ketahui bahwa tujuan perkawinan itu antara lain adalah mencari ketenangan hidup bersama suami istri dalam rumah tangga.
Terwujudnya rumah tangga itu karena adanya perkawinan yang dilakukan oleh calon suami dan calon istri dimana keduanya ingin hidup bersama dalam satu atap dan satu cita-cita dengan memegang peranan dan tanggung jawab menurut posisi dan fitrahnya masing-masing. Kebahagiaan hidup suatu perkawinan menjadi tanggung jawab suami dan istri. Jika keduanya bias saling memegang peranan dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisi dan fitrahnya, niscaya rumah tangga itu akan bahagia.
Sebagai suami yang ingin memperoleh mawadah dan rahmah dari istrinya, maka dia harus memahami dan menyadari akan tugasnya sebagai seorang suami. Suami berkewajiban mempergauli istrinya dengan baik. Artinya dia harus bisa menciptakan suasana akrab dan harmonis, yang tumbuh dari hati nuraninya.
Suami juga berkewajiban memberi nafkah lahir dan batin kepada istrinya lahir dan batin kepada istrinya kepada ahli keluarganya yang menjadi tanggung jawab memberi belanja setiap hari kepada istrinya menurut kemampuannya. Jangan sampai terjadi seorang suami memberi nafkah sangat minim jauh dari kebutuhannya.
Sementara itu bagi istri yang ingin mawaddah dan rahmah dari suaminya harus menyadari peranan dan fungsinya sebagai seorang istri. Istri adalah pendamping suami dalam rumah tangga, yang harus taat kepada suami dan harus bisa menggembirakan suami demikian pula sebaliknya, dan bisa menjaga diri dan kehormatannya dan menjaga harta suaminya. Istri seperti inilah yang bisa diajak untuk membangun rumah tangga bahagia.
Peranan dalam keluarga :
Mustofa
Siti juariyah
Anggota peranan:
Ismawati
Candra noviko
Ria gusnia anggun
Angga pramalia
0 comments:
Posting Komentar