Minggu, 11 Juli 2010

CINTA ADALAH UJIAN

Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka nantikanlah sampai Allah mendatangkan perkara-Nya (azab-Nya). Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. Attaubah: 24).

Sebagai Sang Pencipta, Allah menganugerahkan rasa kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Tapi, kadang itu disalahartikan oleh manusia yang menyebutkan oleh manusia yang menyebut dirinya makhluk modern, yang tidak mengerti akan arti cinta itu sesungguhnya, dan cenderung menyimpang dari apa yang digariskan-Nya. Sedangkan untuk menjamah arti cinta sebenarnya, juga perlu waktu lama dan kesabaran khusus yang tumbuh dari diri kita sendiri . karena itulah, kita juga mendapat ujian dari-Nya dalam hal yang satu ini. Untuk itu, kita harus banyak bersyukur bila kita telah melalui ujian cinta, atau bila kita telah melalui ujian cinta, atau bila kita sedang melewati peran ini.

Menjawab pertanyaan di atas, Allah telah memberikan jawaban yang pasti menguntungkan manusia di dunia dan akhirat. Pertama adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi/menghindari segala larangan-Nya. Kedua, dengan melaksanakan sungguh-sungguh segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Ketiga, menempatkan proporsi cinta terhadap orangtua, istri, dan anak-anak. Kelima menghormati makhluk sekitarnya, seperti manusia dan lingkungannya. Keenam, menjaga amanah yang Allah turunkan berupa harta benda, dengan cara memperhatikan bagaiman memperolehnya dan mengeluarkannya.

Ketika Nabi Mohammad saw ditanya perihal penegakan hukum islam, beliau bersabda, ”Akan saya lakukan potong tangan terhadap Fatimah, bila kedapatan ia mencuri.” (Al hadis).

Hadis ini menunjukkan betapa besar cinta Rasulullah terhadap anaknya, Fatimah, sehingga beliau menegaskan melakukan hukum itu di dunia, untuk dapat melepaskan hukum akhirat yang lebih pedih siksanya.

Mudah-mudahan pemimpin di Indonesia ini memiliki cinta seperti yang dijalankan Rasul, sehingga berharap dapat melepaskan diri dari hukum akhirat.

0 comments:

Posting Komentar